Mualang sendiri di populerkan karena terkait dengan seorang yang di puja yaitu: pahlawan, letnan yang di gelar Manok sabung / ayam aduan. karena si tokoh mualang tersebut merupakan seorang yang berani dan tak pernah mundur ia mempunyai semangat: AGEK IDOP AGEK NGELABAN ( masih hidup masih melawan )oleh sebab itu beliau di jadikan simbol kepahlawanan pada masa lalu. daerah penyebaran Dayak Mualang ( Ibanic ) meliputi; Belitang hilir, Belitang Tengah dan Belitang Hulu demikian juga Sepauk kabupaten sentang. Di masa Mengayau, Dayak Mualang Belum pernah di invansi dan dikalahkan oleh Dayak lainnya / sekitarnya. hal ini menyebabkan mereka mempunyai wilayah penyebaran yang luas, hingga ke Kabupaten Sintang. dalam Pengayauan Dayak Mualang mempunyai peralatan seperti: Sangkuh ( sumpit yang punya mata tombak )dan pengulu beracun ( peluru sumpit / damak ), Nyabor : Sejenis mandau yang melentik, Senapan Lantak, kelamek sisik tenggiling untuk tahan senjata tajam, terabai / kelauk: anti tombak dan anti pantap. untuk pakaian perang orang mualang zaman dahulu menggunakan: baju sisik tenggiling, untuk mengayau, dan telanjang dada untuk para ksatria atau sabung. kemudian jika pernah mengayau merekan menggunakan baju tenun yang disebut kelamik Book ( rompi/ baju berambut musuh yang telah ditewaskannya) gelang pada lengan disebut: Tengkelai, sumping atau anting besar pada pria, ikat betis dari langkik atau gading.
Pada masa lalu, Para Ksatria yang Pulang setelah Ekspedisi Mengayau di lakukan, disambut dengan Upacara Adat: Ajat Temuai Datai, dalam upacara ini banyak terkandung tata cara adat istiadat, misalnya: ngajat Ayun Pala', Ngajat tari Pedang dan lain-lain. sedangkan iringan musiknya yaitu: Tebah Unop biasa, Tebah Unop banyur. Tuak Mualang / Panglima Perang Jaman mengayau, diantaranya: Tuak Badak, Tuak Temah ( merantau ke Ketapang dan tak pulang ), tuak Bulao, Macan Geroba dsb.
0 komentar:
Posting Komentar